Guru Dimutasi Mendadak, Murid dan Orangtuanya Demo di SDN 1 Cemorokandang Kota Malang

0Shares

MALANG – Seorang Guru Sejati pastinya akan dicintai oleh murid-muridnya. Seorang Guru yang benar-benar memperhatikan kualitas pendidikan murid bahkan sampai rela mengorbankan waktu istirahatnya untuk mengajar murid-muridnya dengan detil adalah cerminan seorang guru yang termasuk langka di jaman sekarang.

Hal tersebut disampaikan oleh beberapa wali murid (Walmur) SDN 1 di Kelurahan Cemoro Kandang Kota Malang pada saat menjelang demo menolak mutasi mendadak yang dilakukan terhadap Wahono wali kelas 5 di SDN 1 Cemorokandang kota Malang.
“Salah satu sumber kami mengatakan bahwa mutasi yang dilakukan kepada Pak Wahono karena laporan dari orangtua murid kelas 5 bernama Alan,” tutur salah seorang walmur, Choiriyah yang memimpin aksi demo.

Dijelaskan bahwa sebelum mutasi terhadap Wahono, murid bernama Alan tersebut melaporkan ke orangtuanya bahwa dia dipukuli oleh Wahono.
“Padahal kejadian sebenarnya adalah Pak Wahono menegur Alan yang sering bolos sekolah karena sebagai Guru beliau memperingatkan agar Jangan sering bolos sekolah,” sambung salah seorang Walmur.
“Dan menurutnya Alan beralasan bahwa dia mengantuk karena ikut latihan seni Bantengan.Pak Wahono hanya menepuk nepuk pundak muridnya tersebut sambil mengatakan bahwa kalau mengantuk tidak apa-apa tetapi yang penting tetap masuk sekolah walau di kelas tertidur,” sambung beberapa Walmur yang lain.

Tetapi sang murid menyampaikan hal yang berbeda kepada orangtuanya dan mengatakan bahwa dia dipukuli oleh Wahono Wali kelasnya.
“Saya gak paham kenapa anak itu mengatakan hal
berbeda kepada orangtuanya, yang pasti anak itu memang sering membolos bahkan pernah memaki Pak Wahono Wali kelasnya dengan makian kata-kata kasar dan beralasan dia sedang kalap,” sambung Walmur yang lain.

Kalap dalam seni bantengan adalah salah satu tradisi saat kelompok pemain Seni Bantengan sedang mengadakan pertunjukan, yaitu seperti sedang kerasukan makhluk halus yang menjadi salah satu tontonan wajib saat pemain bantengan beraksi di depan penonton.
Sama seperti pertunjukan kuda lumping, hanya berbeda dari media yang digunakan, dalam seni bantengan khas Malangan yang digunakan adalah topeng kayu berbentuk kepala Banteng yang digunakan saat atraksi.

Demi membela guru kesayangan murid-murid kelas 5 pada Senin 30 Sept 2024 pukul 09.00 Wib, Wali murid melakukan demo dengan membawa spanduk yang dibawa oleh murid-murid kelas 5. Bahkan murid-murid kelas 5 pada saat demo mengatakan tidak akan masuk sekolah selama Pak Wahono belum dikembalikan ke SDN 1 Cemorokandang.

Beberapa Walmur menceritakan kepada Radarindonesia.id bahwa Wahono adalah Guru dengan pengabdian dan dedikasi Tinggi dan sudah lama di SDN 1 Cemorokandang.
“Mana ada guru yang mau antar muridnya pulang kalau orangtuanya terlambat jemput,” lanjut Walmur.
Bahkan menurut perwakilan Walmur, Wahono bahkan rela menelpon ke murid-muridnya dan itu tanpa terkecuali hanya tuk mengingatkan murid-muridnya apakah sudah mengerjakan PR atau belum.
Andaikan murid ada yang belum mengerjakan PR, Wahono sering video call dengan murid-muridnya dan menuntun mereka agar PR selesai dikerjakan.
“Dan itu dilakukan tanpa kecuali ke semua muridnya serta tidak pilih-pilih, bahkan juga Pak Wahono memberikan Les bahkan tanpa minta imbalan dengan tujuan agar beberapa murid yang memang agak kurang kemampuannya di salah satu mata pelajaran Bisa mengikuti dengan baik,” sambung Walmur yang lain.

BACA JUGA :   Kapolresta Malang Kota Berharap Bantuan Sosial Yang diberikan Kepada Korban Erupsi Semeru Bermanfaat

Walmur juga mengatakan bahwa “Pak Wahono sendiri juga kaget saat dirinya dimutasi pada hari Senin begitu SK langsung turun dan langsung di mutasi hari itu juga ke salah satu sekolah di wilayah Kecamatan Blimbing Malang,”

Walmur yang sempat menyampaikan masalah tersebut kepada Suwarjana sebagai Kepala Dinas Pendidikan Kota Malang malah mendapat jawaban yang tidak memuaskan.
“Kata Kepala dinas Pendidikan (Suwarjana) alasan kenapa mutasi Pak Wahono yang mendadak tersebut hanya dia sebagai kepala dinas Pendidikan yang tahu,” papar Walmur yang memimpin demo.

Demo yang dimulai sekira pukul 09.00 wib ditemui oleh Wahyu sebagai Kepala Sekolah SDN 1 Cemorokandang dengan didampingi oleh Tuju Warno sebagai Kabid Dinas Pendidikan juga Bhabinkamtibmas dan Kanit Intel Polresta Malang Kota yang turut hadir saat dilakukan mediasi 4 orang perwakilan dengan Sekolah.

Wahyu Kepala Sekolah SDN 1 Cemorokandang menjelaskan bahwa mutasi adalah hal biasa dan itu bukan keputusan Sekolah tetapi dari Dinas Pendidikan.
Hal tersebut juga ditegaskan oleh Tuju sebagai Perwakilan Dinas Pendidikan yang ikut memaparkan bahwa mutasi Wahono sudah lama ada dalam perencanaan.
Dan bukan hanya Wahono, banyak juga mutasi yang dilakukan mendadak.
“Kepindahan mutasi Pak Wahono karena dedikasi beliau yang baik di SDN 1 Cemorokandang dibutuhkan juga di tempat yang baru,” papar Tuju.

Para Walmur masih merasa tidak puas dengan jawaban yang disampaikan apalagi mutasi Wahono tersebut terjadi setelah kejadian orangtua murid dari Alan yang melaporkan pemukulan yang dilakukan Wahono ke Alan.
“Apalagi Pengawas sekolah juga mengatakan tidak tahu menahu masalah mutasi tersebut ,” ungkap Koordinator demo Choiriyah. (HBL/RS)

0Shares

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *